Banjir Mahakam Ulu Bergeser ke Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Samarinda Siaga
- July 31, 2024
BALIKPAPAN, KOMPAS — Banjir parah yang melanda Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, sudah berangsur surut. Kendati demikian, banjir mengarah ke Kutai Barat yang terletak lebih ke hilir. Bantuan dikirimkan untuk korban dan kewaspadaan warga ditingkatkan.
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kaltim Dody Setiawan mengatakan, genangan air di Kutai Barat saat ini berkisar 1-3 meter. Air Sungai Mahakam di kabupaten itu meluap setelah banjir di Kabupaten Mahakam Ulu mereda.
Baca juga: Kala Hutan Jadi Benteng Alami dari Pandemi
”Tim gabungan saat ini mengevakuasi warga di tujuh titik terdampak,” kata Dody yang dihubungi dari Balikpapan, Kaltim, Selasa (21/5/2024).
Tujuh titik itu tersebar di Kecamatan Tering yang sebagian besar penduduknya tinggal di sekitar Sungai Mahakam. Titik-titik itu, antara lain, Kampung Tering Lama Ulu, Kampung Tering Lama, dan Kampung Purworejo. Selanjutnya, ada Kampung Muyub Ilir, Kampung Gabung Baru, Kampung Linggang Muara Mujan, dan Kampung Tering Baru.
Warga di sana bermukim di radius 0-3 kilometer dari bibir sungai. Ia mengatakan, tidak ada korban jiwa di kecamatan itu. Pihaknya masih mendata jumlah warga terdampak.
”Debit air Sungai Mahakam naik sampai 10 cm di beberapa tempat Kutai Barat dibandingkan dengan hari sebelumnya,” katanya.
Baca juga: Mahakam Ulu Tergenang Banjir Terparah Sepanjang Sejarah
Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik mengatakan, pihaknya sudah memonitor kondisi terdampak banjir pada 19 Mei 2024. Ia meminta daerah-daerah yang berada di hilir sungai untuk bersiaga.
Dari analisis sementara, BPBD Mahakam menduga banjir terjadi akibat hujan turun merata di sekitar Sungai Mahakam dan anak sungai dalam beberapa minggu terakhir.
Sebab, air akan terus menuju hilir. Setelah Kutai Barat, kemungkinan banjir akan menuju wilayah yang dilalui Sungai Mahakam, yakni Kutai Kartanegara dan Samarinda. Ia meminta sosialisasi dan peringatan dini disiapkan di daerah hilir.
Pemprov Kaltim, kata Akmal, sudah mengirimkan bantuan ke Mahakam Ulu dan Kutai Barat sejak 16 Mei. Sebanyak 6.000 paket bahan makanan pokok didistribusikan ke warga terdampak, terutama yang kesulitan air bersih dan makanan.
Sejumlah perusahaan di Kaltim juga sudah berkoordinasi dengan Pemprov Kaltim untuk mengirim bantuan. Selain itu, bantuan tenaga medis dan tim evakuasi warga juga sudah tersebar di banyak titik terdampak.
”Bantuan sudah sampai semua karena dikirim melalui darat dan jalur sungai,” kata Akmal.
Banjir terparah
Semula banjir terjadi di Kecamatan Long Apari, Mahakam Ulu, pada 13 Mei 2024. Warga di kecamatan di hulu Sungai Mahakam itu bertahan di rumah dengan ketinggian air mencapai 2 meter.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mahakam Ulu Agus Darmawan mengatakan, banjir kemudian merembet ke daerah di bawahnya. Puncaknya, pada 16 Mei 2024, air setinggi 3 meter menggenangi Ujoh Bilang, pusat pemerintahan Mahakam Ulu.
”Ini banjir terparah sepanjang sejarah Mahakam Ulu,” kata Agus.
Saat ini, Agus mengatakan, ketinggian air Sungai Mahakam sudah normal di Mahakam Ulu. Pemkab Mahakam Ulu menetapkan tanggap darurat banjir hingga 27 Mei 2024.
Tim gabungan di Mahakam Ulu saat ini sedang fokus menyalurkan bantuan. Selain itu, masyarakat dan petugas bekerja sama membersihkan sejumlah fasilitas publik yang terdampak banjir.
”Karena ada puskesmas, sekolah, dan kantor yang terendam sampai atap,” katanya.
Baca juga: Banjir Mahakam Ulu Mengarah ke Hilir Sungai Mahakam
Dari analisis sementara, BPBD Mahakam menduga banjir terjadi akibat hujan turun merata di sekitar Sungai Mahakam dan anak sungai dalam beberapa minggu terakhir. Kondisi itu ditambah dengan kondisi Sungai Mahakam yang sedang pasang. Faktor lain, ada dugaan hilangnya tutupan hutan di daerah resapan air.
Memang terdapat sejumlah kegiatan perusahaan perkebunan dan kehutanan di sekitar Mahakam Ulu. Namun, BPBD Mahakam belum bisa memastikan hal itu karena belum mengecek ke lapangan.